Pada bulan Mei 2017, Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,16 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) 130,31. Dengan demikian Inflasi Tahun Kalender (Januari - Mei 2017) sebesar 1,76 persen, dan Inflasi Year on Year (Mei 2017 terhadap Mei 2016) sebesar 6,35 persen. Dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semua kota mengalami inflasi, yakni Tembilahan sebesar 0,69 persen, Pekanbaru 0,12 persen, dan Dumai sebesar 0,11 persen.
Inflasi Riau bulan Mei 2017 terjadi karena adanya kenaikan harga pada lima kelompok pengeluaran, yaitu kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0,77 persen, diikuti kelompok kesehatan sebesar 0,29 persen, kelompok sandang sebesar 0,20 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,13 persen, dan kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen. Sedangkan dua kelompok pengeluaran mengalami deflasi, yakni kelompok bahan makanan sebesar 0,18 persen, dan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,06 persen.
Komoditas yang memberikan andil terjadinya inflasi di Riau antara lain: tarif listrik, daging ayam ras, bawang putih, kontrak rumah, angkutan udara, jeruk, bensin, tomat sayur, petai, kentang, dan lain-lain. Sementara itu komoditas yang menahan inflasi (deflasi) antara lain cabai merah, bawang merah, ikan serai, ikan tongkol, tarif pulsa ponsel, dan lain-lain.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 18 kota mengalami inflasi, dengan Inflasi tertinggi terjadi di Kota Lhokseumawe dan Tanjung Pandan masing-masing sebesar 0,90 persen, diikuti oleh Bandar Lampung sebesar 0,89 persen, serta Banda Aceh dan Metro masing-masing sebesar 0,86 persen, sedangkan inflasi terendah terjadi di Kota Meulaboh sebesar 0,06 persen. Deflasi terjadi di 5 Kota lainnya dengan deflasi tertinggi terjadi di kota Pangkal Pinang sebesar 0,93 persen. Dari 10 ibukota Provinsi di Pulau Sumatera, inflasi tertinggi terjadi di Bandar Lampung, Banda Aceh, dan Palembang.
Di Indonesia, dari 82 kota yang menghitung IHK, 70 kota mengalami inflasi, dengan inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 0,96 persen, diikuti Lhokseumawe dan Tanjung Pandan masing-masing sebesar 0,90 persen, dan Bandar Lampung sebesar 0,89 persen, dan inflasi terendah terjadi di Kota Bulukumba dan Sampit masing-masing sebesar 0,02 persen. Deflasi terjadi di 12 kota dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Manado 1,13 persen, Pangkal Pinang 0,93 persen, dan Kota Sorong sebesar 0,51 persen.