Tanggal Rilis | : | 2 November 2015 |
Ukuran File | : | 0.26 MB |
Abstraksi
Bulan Oktober 2015, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,11 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,30. Laju inflasi tahun kalender (Oktober 2015 terhadap Desember 2014) sebesar 2,26 sedangkan laju inflasi “year on year” (Oktober 2015 terhadap Oktober 2014) sebesar 5,89 persen.
Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,77 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,38 persen, kelompok sandang sebesar 0,31 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,29 persen, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,28 persen. Sedangkan kelompok yang mengalami penurunan indeks adalah kelompok bahan makanan sebesar 0,60 pesen dan kelompok transport, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,03 persen.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara lain : tomat buah, rokok kretek filter, rmpela hati ayam, bahan bakar rumah tangga, air kemasan, daging sapi, bayam, nasi dengan lauk, kulkas/lemari es, emas perhiasan, daun bawang, spp sekolah menengah pertama, rokok kretek, kentang, ikan lele, wortel dan sebagainya.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 9 (Sembilan) kota kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi di Pematang Siantar sebesar 0,43 persen, Lhoksumawe sebesar 0,36 persen, Palembang sebesar 0,19 persen, Dumai sebesar 0,11 persen, Banda Aceh sebesar 0,10 persen, Bandar Lampung sebesar 0,09 persen, dan inflasi terendah terjadi di Metro sebesar 0,03 persen. dan 14 (Empat belas) Kota mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,95 persen diikuti Tanjung Pinang Pinang sebesar 1,01 persen dan terendah di Padang Sidempuan sebesar 0,01 persen.
Dari sepuluh ibukota provinsi di Sumatera, 4 (empat) ibukota provinsi mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Palembang sebesar 0,19 persen, Banda Aceh sebesar 0,10 persen dan terendah di Jambi 0,07 persen, dan 6 (enam) ibukota provinsi mengalami deflasi yaitu Tanjung Pinang Pinang sebesar 1,01 persen diikuti Batam sebesar 0,67 persen dan terendah di Pekanbaru 0,19 persen.