Abstraksi
Bulan Juni 2017, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,90 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK)
sebesar 131,89. Laju inflasi tahun kalender (Juni 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 3,34 persen dan laju
inflasi “year on year” (Juni 2017 terhadap Juni 2016) sebesar 5,95 persen. Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran yaitu diikuti
kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 1,72 persen; diikuti kelompok kesehatan sebesar 1,62
persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 1,47 persen; kelompok bahan makanan
sebesar 0,97 persen serta kelompok sandang sebesar 0,15 persen. Sedangkan penurunan indeks harga juga terjadi
pada beberapa kelompok yaitu kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,13 persen serta kelompok
makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,01 persen.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara lain tarip listrik, perbaikan ringan
kendaraan, tarip kendaraan travel, jengkol, bayam, tongkol/ambu-ambu, dokter umum, daging ayam ras, tarip parkir,
kangkung, pemeliharaan/service, senangin, kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso, batu bata/batu tela,
kentang, angkutan antar kota, buncis, kacang panjang, daging sapi, serai, ketimun, sawi putih, cumi-cumi, emping
mentah, daun bawang, panci, daun singkong, angkutan laut, air kemasan, kol putih/ kubis, kerang, seragam sekolah
pria, apel, pepaya, sawi hijau dan lain sebagainya.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 22 (dua puluh dua) kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi
terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,83 persen; diikuti Pangkal Pinang sebesar 1,16 persen; Batam sebesar 1,14
persen; Padangsidimpuan sebesar 1,09 persen; Lubuklinggau sebesar 1 persen; Lhokseumawe dan Dumai sebesar
0,90 persen; Bungo dan Palembang sebesar 0,86 persen; Banda Aceh sebesar 0,81 persen; Bengkulu sebesar
0,58 persen; Bandar Lampung sebesar 0,54 persen; Meulaboh dan Metro sebesar 0,48 persen; Jambi dan Tanjung
Pinang sebesar 0,46 persen; Sibolga sebesar 0,38 persen; Padang sebesar 0,34 persen; Tembilahan sebesar 0,32
persen; Medan sebesar 0,24 persen; Bukittinggi sebesar 0,20 persen dan inflasi terendah di Pekanbaru sebesar
0,15 persen.
Dari sepuluh ibukota provinsi di Sumatera, 10 (sepuluh) ibukota provinsi mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi
terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,16 persen; diikuti Palembang sebesar 0,86 persen; Banda Aceh sebesar 0,81
persen; Bengkulu sebesar 0,58 persen; Bandar Lampung sebesar 0,54 persen; Jambi dan Tanjung Pinang sebesar
0,46 persen; Padang sebesar 0,34 persen; Medan sebesar 0,24 persen dan Pekanbaru sebesar 0,15 persen.