Abstraksi
Bulan Januari 2017, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 1,58 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 129,65. Laju inflasi tahun kalender (Januari 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 1,58 persen dan laju inflasi “year on year” (Januari 2017 terhadap Januari 2016) sebesar 4,94 persen.
Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran yaitu kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 3,92 persen diikuti kelompok bahan makanan sebesar 2,08 persen,
kelompok kesehatan sebesar 1,01 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,92 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 0,87 persen; kelompok sandang sebesar 0,41 persen
sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami penurunan indeks sebesar 0,29 persen.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara tarip pulsa ponsel, biaya perpanjangan STNK, tarif listrik, daging ayam ras, perbaikan ringan kendaraan, makanan ringan/snack, rempela hati
ayam, gembolo/aso-aso, teri, tongkol/ambu-ambu, udang basah, mobil, air kemasan, jeruk, rokok kretek filter, bensin, kelapa, gabus, tarip rumah sakit, nila, emas perhiasan, mie kering instant, tenggiri, kangkung, tomat buah, sepeda motor, pembasmi nyamuk cair, angkutan laut, daun seledri, serai, cabai rawit dan lain sebagainya.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,72 persen, Tanjung Pandan sebesar 1,71 persen; Dumai sebesar 1,58 persen; Pekanbaru sebesar
1,46 persen; Meulaboh sebesar 1,34 persen; Tembilahan sebesar 1,19 persen; Padang Sidempuan sebesar 1,08 persen;Bengkulu sebesar 0,98 persen; dan terendah di Bukit Tinggi 0,22 persen.
Dari sepuluh ibukota provinsi di Sumatera, semua ibukota provinsi mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi Pangkal Pinang sebesar 1,72 persen; Pekanbaru sebesar 1,46 persen; Bengkulu sebesar 0,98 persen; Tanjung Pinang
sebesar 0,97 persen; dan terendah di Jambi sebesar 0,25 persen.