Abstraksi
Bulan November 2016, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,82 persen dengan Indeks Harga Konsumen
(IHK) sebesar 127,54. Laju inflasi tahun kalender (November 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 3,90
persen dan laju inflasi “year on year” (November 2016 terhadap November 2015) sebesar 4,31 persen. Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran yaitu
kelompok sandang sebesar 1,73 persen diikuti kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar
1,2 persen; kelompok bahan makanan sebesar 1,18 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar
sebesar 0,71 persen; kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga sebesar 0,04 persen dan kelompok transpor,
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,02 persen, sedangkan kelompok kesehatan tidak mengalami
perubahan.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara lain tomat buah, bahan bakar
rumah tangga, cabai merah, rokok kretek filter, bawang merah, sepatu, juice buah, jeruk, sandal kulit, sewa
rumah, bayam, beras, wafer, rokok kretek, buncis, cabe hijau, rokok putih, es, cabai rawit, teh manis,
batubata/batu tela, air kemasan, daun singkong, lele, nila, teri, roti tawar, kangkung, sawi hijau, susu untuk balita,
teh dan lain sebagainya.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, semua kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi
Pekanbaru sebesar 1,30 persen, Padang sebesar 1,13 persen, Bukit tinggi sebesar 1,07 persen, Sibolga sebesar
0,99 persen, Batam sebesar 0,96 persen, Dumai sebesar 0,82 persen, Pematang Siantar sebesar 0,80 persen,
Padang Sidempuan sebesar 0,77 persen, dan terendah di Bengkulu sebesar 0,06 persen.
Dari sepuluh ibukota provinsi di Sumatera, semua ibukota provinsi mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi
terjadi Pekanbaru sebesar 1,30 persen, Padang sebesar 1,13 persen, Medan sebesar 0,74 persen dan terendah
di Bengkulu sebesar 0,06 persen.