Abstraksi
Bulan Oktober 2016, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,47 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 126,50. Laju inflasi tahun kalender (Oktober 2016 terhadap Desember 2015) sebesar 3,05 persen dan laju inflasi “year on year” (Oktober 2016 terhadap Oktober 2015) sebesar 3,43 persen.
Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran yaitu kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar 1,09 persen diikuti kelompok bahan makanan sebesar 0,58 persen, kelompok sandang sebesar 0,56 persen, kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar sebesar 0,21 persen, kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,06 persen dan kelompok kesehatan sebesar 0,01 persen sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga tidak mengalami perubahan.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara lain rokok kretek filter, cabai merah, celana panjang jeans, tarip listrik, nasi dengan lauk, bayam, tongkol/ambu-ambu, minyak goreng, udang basah, kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso, bubur, tomat buah, kerudung/jilbab, susu bubuk, kangkung, panci, caru, sepeda motor, rokok kretek, daun singkong, daging ayam, siomay, rokok putih, air kemasan, petai, ikan dalam kaleng dan lain sebagainya.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 20 kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi Sibolga sebesar 1,32 persen, Jambi sebesar 1,19 persen, Medan sebesar 1,11 persen, Pekanbaru sebesar 0,67 persen, Pematang Siantar sebesar 0,63 persen dan terendah di Metro sebesar 0,04 persen dan 3 (tiga) kota mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,34 persen dan terendah di Banda Aceh sebesar 0,02 persen.
Dari sepuluh ibukota provinsi di Sumatera, 7 (tujuh) ibukota provinsi mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi Jambi sebesar 1,19 persen, Medan 1,11 persen, Pekanbaru sebesar 0,67 persen dan terendah di Tanjung Pinang sebesar 0,26 persen dan 3 (tiga) ibukota provinsi mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi Pangkal Pinang sebesar 0,34 persen dan terendah Banda Aceh 0,02 persen.