PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN (INFLASI/DEFLASI) MARET 2015, KOTA DUMAI INFLASI 0,13 PERSEN
Jadwal Rilis :
Ukuran File :
Hit :
Abstraksi
Bulan Maret 2015, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,13 persen
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 118,50. Laju deflasi tahun
kalender (Maret 2015 terhadap Desember 2014) sebesar 0,92 sedangkan laju
inflasi “year on year” (Maret 2015 terhadap Maret 2014) sebesar 6,50
persen.
Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks
harga pada 3 (tiga) kelompok pengeluaran yaitu kelompok perumahan, air,
listrik, gas & bahan bakar sebesar 1,63 persen, kelompok transport,
komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,91 persen dan kelompok makanan
jadi, minuman, rokok dan tembakau sebesar
0,32 persen. Sementara 2
(dua) kelompok mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi pada
kelompok bahan makanan sebesar 1,61 persen dan kelompok sandang 0,31
persen sedangkan 2 (dua) dua kelompok lain yaitu
kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga dan kelompok kesehatan relatif stabil.
Komoditas
yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara
lain : tukang bukan mandor, bensin, sewa rumah, bawang merah, beras,
udang basah, air kemasan, serai, rokok kretek filter, tomat buah, gula
pasir, rokok kretek, daun singkong, sandal kulit, sepeda motor, kopi
bubuk, kentang, minyak goreng, bahan bakar rumah tangga, jengkol, kol
putih/kubis, apel dan sebagainya.
Dari 23 kota di Sumatera yang
menghitung IHK, 9 (Sembilan) kota mengalami inflasi dengan inflasi
tertinggi terjadi di Bandar Lampung sebesar 0,48 persen, diikuti
Palembang sebesar 0,31 persen, Metro dan Batam masing-masing sebesar
0,25 persen, Bengkulu sebesar 0,19 persen, Pematang Siantar sebesar 0,17
persen, Dumai sebesar 0,13 persen, dan inflasi terendah terjadi di
Padang sebesar 0,01 persen. Sedangkan 14 (empat belas) kota mengalami
deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Tanjung Pandan sebesar 1,97
persen, Bungo sebesar 0,68 persen, Meulaboh sebesar 0,64 persen dan
deflasi terendah terjadi di Medan sebesar 0,01 persen.