Bulan Agustus 2017, Kota Dumai mengalami inflasi sebesar 0,14 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 132,13. Laju inflasi tahun kalender (Agustus 2017 terhadap Desember 2016) sebesar 3,53 persen dan laju inflasi “year on year” (Agustus 2017 terhadap Agustus 2016) sebesar 5,61 persen.
Inflasi di Dumai terjadi karena adanya peningkatan indeks harga pada beberapa kelompok pengeluaran yaitu: kelompok kesehatan sebesar 0,43 persen; diikuti kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga sebesar 0,28 persen; kelompok transpor, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,26 persen; kelompok bahan makanan sebesar 0,17 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau serta kelompok sandang sebesar 0,06 persen. Sedangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas & bahan bakar tidak mengalami perubahan indeks harga terhadap bulan Juli 2017.
Komoditas yang memberikan andil terbesar terjadinya inflasi di Kota Dumai antara lain daging ayam ras, serai, cabai merah, tarip pulsa ponsel, sate, telur ayam ras, garam, udang basah, televisi berwarna, daun bawang, tongkol/ambu-ambu, kembung/gembung/banyar/gembolo/aso-aso, cabai rawit, cabe hijau, tarip kendaraan travel, dokter umum, dokter spesialis, lele, tenggiri, tempe dan lain sebagainya.
Dari 23 kota di Sumatera yang menghitung IHK, 15 (lima belas) kota mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Lhokseumawe sebesar 1,09 persen; diikuti Medan sebesar 1,06 persen; Sibolga sebesar 1,01 persen; Pematang Siantar sebesar 0,83 persen; Tembilahan sebesar 0,80 persen; Padangsidimpuan sebesar 0,43 persen; Banda Aceh sebesar 0,42 persen; Bukittinggi sebesar 0,28 persen; Meulaboh sebesar 0,24 persen; Lubuklinggau sebesar 0,23 persen; Pekanbaru dan Tanjung Pinang sebesar 0,20 persen; Bengkulu sebesar 0,19 persen; Dumai sebesar 0,14 persen dan inflasi terendah di Batam sebesar 0,01 persen. Sedangkan 7 (tujuh) kota mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 0,78; diikuti Tanjung Pandan sebesar 0,7 persen; Bandar Lampung sebesar 0,42 persen; Padang sebesar 0,36 persen; Palembang sebesar 0,2 persen; Jambi dan Bungo sebesar 0,19 persen dan deflasi terendah di Metro sebesar 0,13 persen.
Dari sepuluh ibukota provinsi di Sumatera, 5 (lima) ibukota provinsi mengalami inflasi dengan inflasi tertinggi terjadi di Medan sebesar 1,06 persen; diikuti Banda Aceh sebesar 0,42 persen; Pekanbaru dan Tanjung Pinang sebesar 0,2 persen dan Bengkulu sebesar 0,19 persen. Sedangkan 5 (lima) ibukota provinsi mengalami deflasi dengan deflasi tertinggi di Pangkal Pinang sebesar 0,78 persen dan terendah di Jambi sebesar 0,19 persen.